
Tiada pemberian yang terindah dan perbuatan termulia
Selain maaf dan saling memaafkan
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
Minal Aidzin Wal Faizin
Mohon Maaf Lahir Dan Batin
Ketupat Paper Cutting
Ketupat (in Indonesian and Malay), Kupat (in Javanese and Sundanese) or Tipat (in Balinese) is a type of dumpling made fromrice packed inside a diamond-shaped container of woven palm leaf pouch.[3] It is commonly found in Indonesia, Malaysia, Brunei,Singapore, and the Philippines (where it is known by the name pusô in Cebuano, bugnóy in Hiligaynon, patupat in Kapampanganand Pangasinan, or ta’mu in Tausug). It is commonly described as “packed rice”, although there are other types of similar packed rices such as lontong and bakchang.
Ketupat is cut open, its skin (woven palm leaf) being removed, the inner rice cake is cut in pieces, and served as staple food, as the replacement of plain steamed rice. It usually eaten with rendang, opor ayam, sayur labu (chayote soup), sambal goreng ati (liver in sambal) or served as an accompaniment to satay (chicken or beef or lamb in skewers) or gado-gado (mixed vegetables with peanut sauce). Ketupat is also the main element of certain dishes such as ketupat sayur (ketupat in jicama soup with tofu and boiled egg) and kupat tahu (ketupat and tofu in peanut sauce).
Kenapa Ketupat?
Arti Kata Ketupat
Dalam filosofi Jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya lebaran. Ketupat memiliki makna khusus. Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat. Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan. Laku papat artinya empat tindakan.
Ngaku Lepat
Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang Jawa. Prosesi sungkeman yakni bersimpuh di hadapan orangtua seraya memohon ampun, dan ini masih membudaya hingga kini. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orangtua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orangtua.
Laku Papat
Laku papat artinya empat tindakan dalam perayaan Lebaran.
Empat tindakan tersebut adalah:
1. Lebaran
Lebaran bermakna usai, menandakan berakhirnya waktu puasa. Berasal dari kata lebar yang artinya pintu ampunan telah terbuka lebar.
2. Luberan
Bermakna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran bersedekah untuk kaum miskin. Pengeluaran zakat fitrah menjelang lebaran pun selain menjadi ritual yang wajib dilakukan umat Islam, juga menjadi wujud kepedulian kepada sesama manusia.
3. Leburan
Maknanya adalah habis dan melebur. Maksudnya pada momen lebaran, dosa dan kesalahan kita akan melebur habis karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
4. Laburan
Berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.
Nah, itulah arti kata ketupat yang sebenarnya. Selanjutnya kita akan mencoba membahas filosofi dari ketupat itu sendiri.
Filosofi Ketupat
- Mencerminkan beragam kesalahan manusia. Hal ini bisa terlihat dari rumitnya bungkusan ketupat ini.
- Kesucian hati. Setelah ketupat dibuka, maka akan terlihat nasi putih dan hal ini mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.
- Mencerminkan kesempurnaan. Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal ini dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak Idul Fitri.
- Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, maka dalam pantun Jawa pun ada yang bilang “KUPAT SANTEN“, Kulo Lepat Nyuwun Ngapunten (Saya Salah Mohon Maaf).
Variasi Ketupat
Ketupat yang saya buat disini bernama Ketupat Jantung Hati, dimana keempat helai berkumpul di satu arah. Selama masa lebaran kali ini saya mempelajari berbagai bentuk ketupat dan ternyata ada banyak sekali ragam pembuatan ketupat, seperti:
- Ketupat Sate
- Ketupat Lebaran
- Ketupat bawang
- Ketupat dara
- Ketupat pasar muar
- Ketupat itik
- Ketupat jantung hati