Memberi kado farewell merupakan salah satu bentuk apresiasi yang diberikan kepada seseorang. Dalam lingkup pekerjaan, memberikan kado farewell dapat dimaknai sebagai sebuah penghargaan atas kinerja selama berada di tempat kerja. Di samping itu, kado yang diberikan saat perpisahan juga bisa bermakna sebagai ungkapan terima kasih.
Meski memiliki makna yang begitu mendalam, sebenarnya tidak ada aturan yang pasti untuk mengatur tentang hal ini. Tentu tidak pernah ada perusahaan yang membuat pengaturan khusus untuk memberikan kado farewell. Anda kemudian mungkin akan bertanya-tanya apakah memberi kado farewell merupakan sebuah keharusan tersendiri? Untuk menjawab kebimbangan tersebut, berikut ulasan tentang memberi kado farewell untuk bos.
Perhatikan beberapa hal sebelum memutuskan
Biasanya ada beberapa hal yang mendasari seseorang saat merasa harus untuk memberi kado. Pertama adalah karena unsur kedekatan dan kedua adalah karena ada unsur dorongan tertentu. Unsur dorongan ini bisa bermacam-macam, entah itu karena Anda disuruh oleh orang lain atau justru karena orang yang akan diberi kado adalah seseorang yang kedudukannya lebih tinggi. Bisa juga didasari oleh rasa terima kasih yang begitu besar terhadap orang tersebut.
Dalam kasus memberi kado farewell untuk bos, dua-duanya bisa berlaku. Apabila bos Anda orang yang friendly dan menempatkan diri sebagai mentor alih-alih atasan, tentu akan timbul rasa dekat. Saat akan berpisah dengan seseorang yang Anda anggap dekat, tentu ada dorongan untuk memberikan sesuatu sebagai penghargaan atau sekadar kenang-kenangan, bukan?
Namun, jika Anda tidak terlalu dekat dengan bos, posisinya yang lebih tinggi tentu akan menimbulkan rasa “sungkan” jika tidak memberi sesuatu saat farewell. Terlebih di Indonesia masih banyak tempat kerja yang menganggap hirarki kerja yang vertikal adalah mutlak. Pasti akan ada rasa tak enak jika tidak memberikan sesuatu kepada bos.
Sebuah keharusan?
Sekarang kembali pada pertanyaan besarnya, apakah Anda harus memberi kado farewell kepada bos? Sebenarnya dari pertimbangan-pertimbangan yang disebutkan di atas, Anda sudah dapat mengambil keputusan sendiri, Namun, jika masih merasa bimbang, tidak perlu khawatir, di sini akan dibahas solusinya.
Kembali pada kasus pertama di mana Anda merasa dekat dengan bos. Jika inilah yang terjadi pada Anda, maka sebaiknya berikanlah kado untuk si bos. Kado farewell yang Anda berikan bisa bermakna sebagai sebuah ungkapan terima kasih dan apresiasi terhadap bos. Terlebih jika atasan selama ini memang berperan sebagai seorang mentor yang membimbing Anda.
Namun, jika yang terjadi pada Anda adalah kasus kedua di mana bos benar-benar berperan sebagai seorang atasan, Anda bisa tetap memberinya kado farewell. Apabila merasa tidak nyaman memberi kado secara pribadi, Anda bisa menyiasatinya dengan memberi kado farewell bersama rekan-rekan kerja yang berada di satu divisi.
Jangan lupa memberikan kado yang sesuai
Setelah fix akan memberi kado farewell kepada atasan, sekarang Anda juga harus memperhatikan jenis kado yang akan diberikan. Hal ini sering diabaikan karena adanya anggapan “asal diberi kado pasti senang”. Padahal dengan memberikan kado farewell yang tepat, sang penerima bisa langsung merasakan ketulusan pemberi kado.
Sedikit saran, sebaiknya kado farewell yang diberikan adalah sebuah kado yang bermakna namun tidak terlalu personal. Kado yang terlalu personal rawan disalahartikan sebagai hal yang lain. Sebagai contoh, Anda bisa memberikan kado yang dapat digunakan bos di tempat kerja barunya seperti pena khusus atau agenda. Sketsa wajah paper cutting dari Cutteristic pun bisa dipertimbangkan karena penuh makna dan tiada duanya.
Saat bos memutuskan untuk resign dari kantor, Anda mungkin merasa bimbang untuk memberinya kado farewell atau tidak. Beberapa pertimbangan seperti faktor kedekatan dan posisi atasan tentu membuat Anda sulit mengambil keputusan. Semoga pembahasan di atas bisa menjadi solusi atas kebimbangan Anda.
Memberi Kado Farewell untuk Bos: Sebuah Keharusan? – Photo Credit: Unsplash