Hubungan yang dibangun bisa dimulai dari mana saja. Dari lingkungan rumah, sekolah, kantor hingga lingkungan lainnya yang pernah Anda masuki atau sedang Anda jalani saat ini. Pada akhirnya, jalinan yang terbangun membuat Anda berpikir untuk memberikan kado kepada orang-orang yang disayang.
Ya, memberikan kado kepada orang-orang yang disayang sudah menjadi satu hal yang lumrah untuk Anda lakukan. Namun apakah Anda pernah melihat sisi psikologi dari memberi kado. Sebenarnya ada tiga studi psikologi tentang hal ini yang tentunya bisa memberikan Anda pencerahan setelah membacanya.
Untuk itu, berikut tiga studi psikologi tentang memberi kado. Berikut penjelasannya.
Wanita lebih pintar dalam memberikan kado
Studi psikologi tentang memberi kado yang pertama adalah wanita lebih pintar dalam memberikan kado. Apakah benar demikian?
Di dalam kehidupan bermasyarakat, wanita memang pada dasarnya memiliki intuisi yang lebih dalam kepada orang-orang yang ada di sekitarnya. Wanita juga selalu memperhatikan hal-hal secara detail sehingga memberikan mereka kemampuan untuk menilai lebih tepat dibanding pria.
Hal inilah yang membuat studi psikologi yang pertama menyatakan kalau wanita lebih pintar dalam memberikan kado. Walaupun ada studi psikologi seperti ini, tidak seluruh wanita menguasai bagian ini karena ada saja wanita yang malah kurang pintar dalam memberikan kado. Begitu juga sebaliknya. Ada saja pria di luar sana yang bisa lebih pintar dalam memberikan kado. Namun dengan kecenderungan yang ada di kehidupan bermasyarakat, penilaian ini menjadi lumrah.
Pemberi dan penerima kado punya referensi yang berbeda
Selanjutnya, studi psikologi tentang memberi kado yang perlu Anda ketahui, yaitu pemberi kado dan penerima kado memiliki referensi yang berbeda-beda. Tentu saja hal ini tidaklah salah.
Ketika Anda mau memberikan kado kepada orang lain, Anda pasti akan memilih kado sesuai dengan hal-hal yang disukai oleh dia. Jika dia suka hal berbau anime, berikan kado yang berbau anime. Jika dia suka hal bertema seni, berikan kado yang bertema seni.
Namun ketika Anda sudah memberikan kado yang sesuai dengan kesukaannya pun, terkadang masih ada perbedaan referensi. Ya, bisa saja apa yang Anda berikan ternyata kurang cocok untuknya karena dia malah menginginkan benda yang lain, yang sayangnya tidak Anda belikan untuknya. Untuk itulah mengapa studi psikologi ini termasuk benar.
Memberikan hadiah yang diterima kepada orang lain tidaklah salah
Studi psikologi tentang memberi kado berikutnya memberikan hadiah yang diterima kepada orang lain tidaklah salah. Pernahkah Anda memikirkan hal ini?
Saat Anda mendapatkan kado, pastinya Anda akan memiliki dua opsi. Anda mau memakainya atau malah membiarkannya tersimpan dengan rapi di kamar Anda. Namun sebenarnya ada satu opsi lagi yang jarang dipikirkan oleh orang kebanyakan yaitu memberikannya sebagai hadiah kepada orang lain.
Ya, jika memang Anda tidak bisa atau tidak mau memakai kado yang diberikan, sebenarnya lumrah untuk memberikannya kepada orang lain karena daripada hanya menjadi benda yang tidak berguna bagi Anda, sebaiknya diberikan kepada orang lain yang pastinya mau menggunakan kado yang diberikan.
Bagaimana menurut pendapat Anda? Apakah ketiga studi psikologi tentang member kado tadi bisa membantu Anda dalam menentukan hadiah terbaik? Semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi Anda, ya.
Studi psikologi memberi kado – Photo Credit: Pexels