
Desy Susilawati
Ingin semua bahan hiasan melibatkan bahan ramah lingkungan
Dewi Kocu dan Jeffry Intan baru saja melangsungkan pernikahan pada Jumat, 17 Agustus 2018, Pernikahan mereka ini tergolong unik, tidak seperti resepsi pernikahan pada umumnya. Mereka menghias seluruh lokasi pernikahan dengan hiasan dari kertas. Yang lebih mengesankan lagi adalah Dewi Kocu menghias dengan tangannya sendiri.
Ide ini berawal dari Dewi. Ketika menyiapkan pernikahannya, Dewi tidak menemukaan vendor yang bisa mewujudkan pesta pernikahan impiannya. Dari situ ia berpikir untuk menghias sendiri untuk pesta pemikahan tersebut. Kebetulan Dewi berprofesi sebagai cutterist yaitu seniman potong kertas atau paper cutting sejak 2011. Bahkan ia meng-claim dirinya sebagai seniman kertas pertama di Indonesia. “Saya berpikir untuk membuat sendiri. Apalagi belum ada yang buat sebelumnya. Saya belum pernah lihat di luar negeri, paling hanya ada satu counter tertentu di bagian photo booth saja, belum ada yang fuli kertas. Nah, saya buat dekorasi yang full kertas,” jelasnya di Jakarta usai pesta pernikahannya.
Membuat sketsa wajah sendiri
Selama ini ia dikenal karena karya uniknya membuat sketsa wajah dari potongan kertas dengan bantuan pisau cutter yang tajam. Sketsa wajah beberapa tokoh negara pernah dibuatnya dan dijadikan kado ekskIusif untuk ulang tahun, serah terima jabatan (sertijab), ulang tahun pemikahan, dan lain-lain. Namun, sejak awal berkarya, Dewi belum pernah membuat sketsa wajahnya sendiri, padahal sudah lebih dari 1800 sketsa wajah yangsudah ia kerjakan. Pada rangkaian dekorasi inilah Dewi membuat sketsa wajahnya sendiri yang tertawa bahagia bersama pasangan dalam balutan pakaian batik. Sketsa wajah ini dibuat di kertas berukuran 1 x 2 meter, ukuran sketsa wajah terbesar yang pernah Dewi buat selama ini. Sketsa wajahnya di pasang di dinding dekat prasmanan makanan.
Sementara di bagian dalam Dewi memberikan berbagai macam hiasan kertas lainnya. Mulai dari pelaminan, ia membuat hiasan kertas potong berbentuk seperti istana. Dewi menyebutnya istana dunia kertas. “Dekorasi pelaminan tidak melulu harus dari styrofoam atau bunga, kertas yang sederhana pun ketika diolah dengan tangan-tangan kreatif, akan menjadi dekorasi yang luar biasa,” ujar Dewi.
Pengetahuannya akan berbagai jenis kertas dan teknik mengolah kerajinan kertas membuat kreativitas Dewi menjadi tidak terbatas dalam menuangkan semua ide dan fantasinya ke dalam hari istimewanya.
Dekorasi unik lainnya adalah batik wahyu tumurun dan batik sidomukti berukuran 1,5 meter x 1,5 meter. Batik ini merupakan bagian hiasan kertas yang paling sulit ia kerjakan.
“Saya suka sekali motif batik karena punya makna filosofis sangat dalam.” Ada pula hiasan lain berupa bunga, burung, dan aneka bentuk origami lainnya. Untuk menghias ruangan tersebut, Dewi menggunakan tiga telmik yaitu memotong kertas (paper cutting), melipat kertas (origami), dan menekuk kertas (paper fan). “Baru kali ini semua teknik saya gabungkan, supaya menjadi harmoni yang indah,” ujarnya.
Tanpa Styrofoam
Konsep dan perencanaan dipersiapkan dengan matang selama delapan bulan. Persiapan itu dari teknik bahan, ketebalan kertas, cara pemasangan yang semuanya mempunyai kerumitannya masing-masing. “Pernikahan itu bagaikan perpaduan lembaran kertas putih bersih nan suci dan cutter yang digerakkan oleh dua tangan, simbol kerja sama pasangan untuk menciptakan karya yang indah dalam hidup pemikahan; seperti hiasan seni potong kertas ini yang dapat dipajang dalam bingkai kenangan abadi,” ucap Dewi menjelaskan analogi keindahan seni kertas dengan pernikahan.
Selain dekorasi, Dewi juga membuat slayer dari kain yang berpadu dengan kertas. Tampak cantik dan elegan. “Waktu itu baju ingin mendesain sendiri. Cari ke bridal belum ada yang cocok baju wedding yang ramah Iingkungan. Akhirnya mau gam au buat sendiri gaun utama ala Cutteristic. Biasanya hanya bermain dengan kertas. Sekarang bermain dengan kain dan kertas. Saya belajar banyak hal,” tambah wanita kelahiran Jakarta, 12 Mei 1985 ini.
Selain ingin mewujudkan pesta pernikahan impiannya, Dewi juga memiliki misi khusus menghias dengan kertas. Sebab, selama ini umumnya banyak hiasan menggunakan styrofoam. Dewi mengungkap keinginannya melindungi lingkungan dari limbah styrofoam yang sulit terurai.
Kesehruhan dekorasi membutuhkan 136 meter persegi bahan kertas, atausetaradengan 2.171 lembar A4. Semua dekorasi berwarna putih. Jenis kertas yang digunakan adalah rice paper, wallpaper, dan karton. Hasil karya Dewi ini berhasil memecahkan rekor Muri “Pesta Pernikahan dengan Penggunaan Kertas Terbanyak”.
Dewi mengaku sangat puas dengan hasil karyanya bersama tim. Bahkan suami dan tamu undangan pun dibuat kagum. “Tidak ada keberatan. Karena sudah mengenal produk Dewi sebelumnya. Setelah melihat hasilnya sangat puas. Bahkan tamu-tamusangat terkesan. Terutama tamu luar negeri,” ujar Jeffry, sang suami. • ed: nina ch