Dewi Kucu & Cutteristic
Featured in ELLE Fashion Indonesia
March 2012 Edition, page 108

Material yang saya butuhkan hanya selembar kertas dengan gambar pola dan sebuah cutter kecil

DEWI KUCU

Paper Artist
Menurutnya kertas adalah material dasar yang mudah ditemukan dimana saja. Karena itu, ia merasa tertantang untuk membuat sebuah karya yang ‘wow’ dari bahan yang sederhana. Setelah menemukan bakat ‘memotong-motong’ kertas Creative Designer dan Photographer dari salah satu perusahaan retail furnitur ini pun memberanikan diri untuk meluncurkan website www.cutteristic.id

Darimana ide awal pembuatan papercraft ini berasal?
“Inspirasi datang ketika pertama kali melihat paper cutting yang sederhana dari sebuah majalah fashion. kemudian mencoba mencari gambar yang bisa saya potong, lalu memotongnya dengan menggunakan gunting kecil dari Swiss Army Knife yang selalu saya bawa di tas. Melihat hasil nya kurang rapi dan sempurna, saya pun mencoba menggunakan cutter kecil di karya berikutnya. Selanjutnya, material yang saya butuhkan hanya selembar kertas dengan pola yang sudah digambar terlebih dahulu, lalu cutter kecil.”

Bagaimana membuat detail yang begitu kecil hanya dengan menggunakan cutter?
“Kebiasaan menggunakan cutter sudah dimulai ketika saya kuliah di jurusan arsitektur dan banyak menggunakannya untuk membuat maket-maket bangunan. Bhakan saat itu selalu menggunakan cutter besar karena harus memotong bahan-bahan tebal seperti karton dan tripleks. Sepertinya itu yang melatih saya untuk memotong dengan rapi dan presisi. Perfection in my work is a must. Desain Cutteristic sendiri ini sendiri sarat akan detail kecil yang keseluruhannya dipotong dengan cutter kecil, maka dibutuhkan ketenangan, ketelitian, dan kesabaran untuk menyelesaikan setiap karya.”

Saya melihat salah satu karya Anda berupa pohon Natal, juga motif batik yang begitu rumit. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya?
“Pohon natal dengan tinggi 40cm itu adalah proyek Cutteristic dengan proses pembuatan paling lama. Masing-masing bagiannya dibutuhkan waktu sekitar 2-4 jam, totalnya 12 jam untuk satu pohon Natal tersebut. Sedangkan batik, sekitar enam jam untuk kertas 30×30. Agar tidak mudah robek, saya menggunakan jenis ‘fancy carton’ yang biasa digunakan untuk undangan pernikahan. Selain itu juga karena kaya wama dan tekstur.”

Apa yang Anda utamakan dalam proses kreatifnya?
“Setiap karya pasti ada bagian detail rumit yang ditonjolkan, karena di situlah ‘point of interest’ dari karya Cutteristic. Semakin banyak bagian yang dipotong maka akan semakin indah. Unsur alam seperti bunga, pohon, motif kulit binatang adalah inspirasi utama saya ketika membayangkan kerumitan detail yang harus saya buat, because they are too beautiful!”

Sejak kapan terpikir untuk menjadikan kreativitas ini sebagai peluanq bisnis?
“Respon orang-orang terdekat yang sangat baik ketika saya memberikan karya Cutteristic sebagai kado mereka membuat saya berpikir untuk menjualnya kepada publik. Keluarga dan teman-teman juga memberikan dukungan yang sangat besar untuk mengembangkan Cutteristic agar semakin dikenal di kalangan masyarakat.”

Benda pertama yanq Anda jual?
“Papercraft monyet dengan tulisan Cina yang dipesan untuk seorang berkewarganegaraan Hong Kong. Syukur klien pun kemudian terus berdatangan, memberikan kesempatan saya untuk berkarya dengan teknik dan desain yang berbeda-beda.”

Baqaimana Anda mematok harqa sebuah karya?
“Umumnya harga ditetapkan berdasarkan ukuran frame yang dipesan. Semakin besar ukurannya, maka semakin tinggi barganya. Untuk desain dengan tingkat kerumitan tinggi, akan ada perhitungan khusus di luar tabel hargaframe.”

Ciri khas dari Cutteristic yaitu, selalu ada loqo tulisan Cina di labelnya. Apa artinya?
“Saya ingin masyarakat ingat bahwa paper cutting adalah seni tradisional dari daratan Cina yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, sejak mereka menemukan kertas. Sebagai salah satu keturunannya yang lahir di Indonesia, saya ingin melestarikan budaya ini dengan selalu membubuhkan cap nama Cina saya di masing-masing karya, seperti yang selalu dilakukan oleh pelukis di daratan sana yang mengecap nama mereka di karyanya.”

Siapa paper artist favorit Anda?
“Bovey Lee dari Hong Kong, selalu membuat saya merinding kagum.”

Proyek impian yang inqin Anda wujudkan?
“Saya mengagumi kesenian tradisional Indonesia dan saya ingin menerjemahkan itu ke dalam Cutteristic. Saya ingin turut serta dalam acara-acara seni bertaraf internasional dengan memperkenalkan karya akulturasi seni Indonesia-Cina (seperti latar belakang motif batik mega mendung, kebaya, dan seni ukir kayu Madura).”

by Intan Kalih

 

Related Post

About the author
Leave Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

clear formSubmit